MENUJU DIVERSIFIKASI PANGAN

Posted on 02 00:00:00 Maret 2015 | by : Administrator | 2735 kali dibaca | Category: Berita Utama


FANTASTIS, Rp.1,5 TRILIUN TRANSAKSI DI PASAR TERNAK

Pasar ataupun pemasaran adalah faktor kunci apabila akan memproduksi sesuatu. Karena tanpa pasar suatu barang tidak ada harganya.  Untuk itu program awal Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat memprioritaskan revitalisasi pasar ternak di Sumatera Barat

Gubernur SUmbar Irwan Prayitno mengatakan, saat ini jumlah pasar ternak berjumlah 23 unit, dengan empat unit kategori pasar regional dan sisanya adalah pasar ternak kabupaten. Analisa sosial ekonomi peternakan menggambarkan di pasar ternak tersebut diatas terjadi 150.000 transaksi setiap tahunnya. Apabila dikalkulasikan diprediksi Rp.1,5 Trilyun beredar di pasar ternak. Jumlah ini setara dengan setengah APBD Sumatera Barat.

"Keberadaan pasar ternak ini merupakan urat nadi ekonomi peternak. Maka revitalisasi pasar ternak sangat diperlukan mengingat keterlibatan peternak, pedagang, pembeli dan ternak itu sendiri", terang Irwan Prayitno.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Erinaldi mengatakan empat pasar ternak kelas regional (tipe A) mulai di revitalisasi yakni Pasar Ternak Palangki yang terletak di Kabupaten Sijunjung dengan jumlah transaksi mendekati 25.000 ternak/tahun. Pasar ternak ini terbesar di kawasan Sumatera bagian tengah yang melayani kebutuhan ternak untuk Sumbar, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau.

Kemudian, juga Pasar Muaro Paneh yang terletah di Kabupaten Solok. Pasar ternak ini merupakan pasar ternak yang paling tua di Sumatera Barat dengan omzet 20.000 ekor/tahun. Harga ternak di pasar ini menjadi indikator harga ternak di regional ini. Dalam dua tahun terakhir pemerintah kabupaten sudah mempersiapkan pasar ternak pendamping yaitu Pasar Ternak Guguak Sarai.

Selanjutnya, Pasar Ternak Payakumbuh di Kota Payakumbuh. Pasar ternak ini merupakan pasar ternak terbesar ketiga di Sumbar dengan daya tampung 1500  ekor dan transaksi mencapai 20.000 ekor/tahun. Pasar ternak ini juga melayani transaksi kebutuhan Provinsi Riau, Kepulauan Riau dan Jambi.

Berikutnya Pasar Ternak Cubadak di Kabupaten Tanah Datar. Pasar ini merupakan pasar ternak regional dengan transaksi mencapai 15.000 ekor/tahun. "Empat pasar ternak yang kita masukkan kategori ini merupakan pasar yang memberikan kontribusi utama terhadap pemasaran ternak di Sumatera Barat dengan transaksi 80.000 ekor/tahun ( 60% dari transaksi di Sumatera Barat )." terang Rinaldi.

Sedangkan untuk pasar ternak tipe B yang merupakan pasar ternak kabupaten/kota, tersebar di Bukittinggi, Koto Baru Tanah Datar, Sungai Sariak dan Sungai Limau Kab.Padang Pariaman, Limbanang Kabupaten Limapuluh Kota, Gunung Medan Kab.Dharmasraya, Malampah di Kab.Pasaman, Simpang Tiga Kinali di Kab.Pasaman Barat, Lubuk Basung dan Matur di Kabupaten Agam, Lengayang di Kabupaten Pesisir Selatan , Air Pacah Kota Padang serta beberapa pasar ternak tipe C ( kecamatan ) di setiap kabuapaten.


Fasilitasi dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat melalui dukungan dana APBN Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia senilai 11,3 milyar rupiah sehingga revitalisasi yang mencakupi penyempurnaan pelayan publik antara lain; kandang ternak yang mengacu kepada standar kesejahteraan hewan, mushala,toilet, kantin , parkir, Puskeswan dan layanan mobile banking serta keamanan dan kenyamanan transaksi.

Kebaradaan pasar ternak yang representatif akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan terhadap transaksi yang bernilai milyaran rupiah setiap hari pasar yang akan menjadi jaminan bahwa semakin maju pasar maka produksi ternak ternak hasil peternak akan memberikan nilai ekonomi yang baik sehingga akan menciptakan kesejahteraan terhadap peternak pemelihara dan merangsang perbankkan di Sumatera Barat untuk turut berinvestasi. "Untuk menunjang informasi perkembangan pasar ternak, juga sudah disiapkan website http://wwwdisnak.sumbarprov.go.id/pasataranak" terangnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar Ir. Efendi, MP mengatakan, "revitalisasi pasar ternak yang digencarkan itu selain untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, juga tingkatkan produksi ternak. Ini dengan harapan konsumsi untuk masyarakat Sumbar meningkat pula."

Mengacu kepada Pola Pangan Harapan, konsumsi daging masyarakat Sumbar kurang dari angka ideal. Makanya pemerintah terus melakukan terobosan agar konsumsi daging terus meningkat. Ini juga langkah mewujudkan diversifikasi pangan. Perintah pusat dan provinsi komit soal pencapaian ini," terangnya.