PERIKANAN BUDIDAYA, PILAR KETAHANAN PANGAN

Posted on 09 00:00:00 Maret 2015 | by : Administrator | 4245 kali dibaca | Category: Berita Utama


Produksi perikanan Sumbar terus meningkat, tak hanya perikanan laut tapi juga perikanan budidaya. Peningkatan tersebut menunjukkan kepedulian pemerintah untuk pembangunan sektor perikanan. karena tak dipungkiri, hasilnya berdampak nyata pada ekonomi masyarakat.

"Peningkatan produksi perikanan budidaya sangat beralasan karena  potensi pasar sangat terbuka lebar, baik untuk pemenuhan kebutuhan ikan dalam negeri maupun luar negeri. Pemprov terus melakukan terobosan untuk menggali hal tersebut", terang Gubernur Irwan Prayitno.

Boleh dikatakan, program peningkatan perikanan budidaya ini dapat dijadikan salah satu pilar ketahanan pangan, meningat volume produksi yang meningkat setiap tahunnya, berarti ketersediaannya meningkat pula.

Ditambahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Ir. Yosemeri, dengan produksi yang meningkat tentunya ikan budidaya mudah diperoleh dengan harga terjangkau. Produk perikanan budidaya juga dijadikan sumber lauk masyarakat, karena dapat disajikan dengan berbagai bentuk masakan baik dikonsumsi segar sebagai lauk maupun produk olahan. 

"Peningkatan produksi perikanan budidaya perlu didukung oleh ketersediaan benih yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas.  Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang menjamin ketersediaan benih ikan", katanya.

Upaya-upaya itu antara lain revitalisasi UPTD Balai Benih Ikan Sentral Sicincin dan Instalasi, mengoptimalkan fungsi Balai-Balai Benih Ikan Lokal di Kabupaten/Kota sebagai penghasil induk unggul dan benih bermutu serta peningkatan mutu unit pembenihan ikan rakyat (UPR) sebagai penghasil benih bermutu.

Kemudian secara bertahap dilakukan peremajaan induk pada UPR-UPR yang ada di Kabupaten/Kota melalui pengadaan induk-induk ikan unggul dan pembinaan terhadap BBI dan UPR untuk menerapkan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) dan nantinya  diharapkan menjadi BBI dan UPR yang besertifikasi. Hingga tahun 2014 ini sudah ada 18 BBI baik itu UPTD Provinsi maupun Kabupaten  dan 13 UPR yang sudah disertifikasi CPIB.

 

Dari berbagai upaya yang dilakukan, terjadi peningkatan produksi benih setiap tahunnya baik yang dihasilkan oleh unit pembenihan ikan rakyat (UPR) maupun Balai Benih Ikan (BBI).  Benih ini tidak hanya memenuhi kebutuhan benih untuk pembudidaya di Sumbar, tetapi juga untuk Provinsi tetangga seperti Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Utara.

Untuk menjamin mutu dan keamanan pangan ikan-ikan yang dikonsumsi masyarakat, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat juga mendorong unit-unit pembudidayaan ikan untuk menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).

Unit usaha perikanan budidaya baik perseorangan maupun kelompok yang telah disertifikasi CBIB juga meningkat setiap tahunnya.  Pada tahun 2012 ada 125 unit usaha budidaya yang disertifikasi CBIB, sedangkan tahun 2013 sebanyak 206 unit sedangkan untuk tahun 2014  dari target yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 150 unit usaha pembudidayaan ikan telah disertifikasi CBIB sebanyak 238 unit usaha pembudidayaan ikan yang tersebar pada 16 Kabupaten/Kota. Pada tahun 2015 ini diharapkan dapat disertifikasi lagi sebanyak 200 unit usaha perikanan budidaya

Salah satu program unggulan Pemprov SUmbar adalah Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP) dengan sasaran kelompok tani (poktan) yang bermata pencaharian bertani. Dengan dukungan perikanan budidaya pada program GPP ini, juga akan meningkatkan ketersediaan ikan bagi para petani untuk konsumsi pangan asal ikan, sehingga ketahanan pangan keluarga juga meningkat.

Karena usaha perikanan budidaya dapat dilakukan di kolam baik kolam air tenang maupun kolam air deras, keramba jaring apung (danau dan laut), tambak, di sawah bersama-sama dengan padi (mina padi) dan karamba dan lain-lain.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar Ir. Efendi, MP. Menurutnya mewujudkan ketahanan pangan ditentukan sejauh mana implementasi diversifikasi pangan dan sesuai pula dengan pola pangan harapan (PPH) yang dianjurkan.

"Berpedoman kepada skor PPH, konsumsi ikan / lauk masyarakat Sumbar tergolong masih rendahmeski di atas rata-rata nasional. Skor kita di tahun 2014 sudah 84, tahun lalu 77 dan secara nasional 75. Target kita kedepan 90", katanya.

Sumbar bisa mencapai skor diatas rata-rata nasional tak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak yang mengkampanyekan gerakan "AYO MAKAN IKAN". Bahkan makanan olahan dari ikan juga sudah diproduksi oleh berbagai industri kecil dan UMKM di daerah ini.