Memantapkan Diversifikasi Pangan
Posted on 17 00:00:00 Maret 2015 | by : Administrator | 6245 kali dibaca | Category: Berita Utama
Kopi Arabica Sumbar Rambah Dunia
Keseriusan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membina petani pantas diacungkan jempol. Tak terkecuali bagi petani yang mengusahakan tanaman perkebunan seperti kopi. Kini kopi jenis Arabica yang diusahakan petani itu bernilai jual tinggi bahkan menembus pasar dunia.
"Kopi Arabica yang gencar diusahakan petani Sumbar diminati pasar dunia. Soalnya aroma yang dikandung sangat spefisik dan memiliki kelebihan yang tiada duanya di dunia. Wajar pasar dunia meliriknya," kata Gubernur Irwan Prayitno belum lama ini.
Produksi kopi Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Kolombia. Tahun 2012, ICO melansir datanya, konsumsi kopi di dunia selalu meningkat setiap tahunnya, bahkan ICO memperkirakan pada 2015 nanti konsumsi kopi meningkat 155 juta. Ini merupakan peluang besar bagi Sumbar untuk menarik pangsa pasar dunia melirik kopi Indonesia,
Harga kopi pun relatif tinggi. Kini mencapai Rp75 ribu/kg di tingkat petani. Karena permintaan tinggi yang otomatis akan diikuti harga jual tinggi, menjadi momentum bagi petani Sumbar bagaimana menjual produksi sendiri ke pasar dunia.
Namun lanjut Gubernur, untuk merambah ke pasar dunia, ada standarisasi yang mesti diikuti. Dalam konteks ini, pemprov terus memberikan pembinaan sehingga pengolahan kopi memenuhi kaidah internasional. Pembinaan tidak sebatas cara menanam yang baik, tapi juga pemeliharaan, panen hingga menembus pasar dunia, termasuk mengikuti pameran kopi internasional.
Ditambahkan Kepala Dinas Perkebunan Sumbar, Ir. H. Fajaruddin, kopi Arabica petani yang menembus pasar dunia dibuktikan Gapoktan Surian Permai, Nagari Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok. Gapoktan ini langsung menjual kopi arabica yang dihasilkan para petani ke Australia, Italia, Thailand dan Belanda.
Berdasarkan laporan tertulis yang disampaikan Ketua Gapoktan Surian Permai, Edranovid kepada Dinas Perkebunan Sumbar, pasar kopi arabica dengan merek dagang Minang Solok, pengiriman perdana ditujukan ke pasar MTC Australis sebanyak 1,7 ton.
Pengiriman kedua sebanyak 1,5 ton dengan negara tujuan Australia, Italia dan Thailand. Pengiriman berikutnya berjumlah 1,4 ton dengan negara tujuan Australia dan Thailand. Pengiriman kopi acabica keempat ke negara Australia, Italia, Thailand dan Belanda sebanyak 2,65 ton.
"Gapoktan Surian Permai bisa menembus pasar dunia, tidak terlepas dari kelebihan kopi Arabica Sumbar ketimbang kopi negara lain dari jenis serupa. Pengolahannya juga sudah mengacu kepada standar internasional yang sering kita tekankan kepada petani sekaligus pembinaan," jelas Fajaruddin.
Untuk membandingkan kopi Arabica negara lain sekaligus melihat pasar kopi dunia, Gapoktan Surian Permai diajak mengikuti pameran kopi dunia. Dengan mengikuti pameran itu, kopi arabica Sumbar dikenal. Permintaan negara lain berdatangan.
Sumbar memiliki luas perkebunan Kopi Arabica 20.754 hektare yang tersebar di Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Agam, dan Pasaman Barat dengan produksi 15.670 ton/tahun. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 1.000 mdpl.
Menurutnya, dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, seperti tersedianya lahan dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan tingginya minat petani untuk mengembangkan Kopi Arabica, maka Kopi Arabica dapat dijadikan primadona baru komoditi perkebunan di Sumbar.
Selain itu tanaman kopi juga memiliki keunggulan lain seperti perawatan yang tidak rumit dan dapat ditumpangsarikan dengan komoditi tanamanan pangan lain, sehingga akan meningkatkan perekonomian petani.
Sedangkan aroma khas kopi arabica Sumbar yang diincar peminat Sumbar adalah aromanya harum, ada rasa lemon yang menonjol. Rasa lemon inilah yang menjadikan kopi arabica Sumbar spefisik dan mengundang orang untuk menikmati kopi asli Minang ini.
"Bahkan gubernur akan mengusulkan kepada Menteri Pertanian untuk membuat suatu program seperti cetak biru terkait pengembangan kebun kopi bagi masyarakat Sumbar.Jika program tersebut sukses, tentu akan meningkatkan produksi kopi Sumbar dan membuka peluang tenaga kerja lebih banyak," katanya.Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar, Ir. H. Efendi, MP menyebutkan, kopi arabica Sumbar yang diminati pasar dunia memperlihatkan sumber bahan pangan memiliki kelebihan. Bila dioptimalkan, maka diversifikasi pangan di daerah ini akan tercapai, disamping perekonomian masyarakat meningkat pula.