Kelembagaan Petani Kuat, Harga Pangan stabil
Posted on 16 00:00:00 Agustus 2015 | by : Administrator | 4014 kali dibaca | Category: Berita Utama
Pada umumnya, setiap panen padi, petani kerap dihadapkan pada posisi tidak menguntungkan. Posisi tawar rendah sehingga petani ternaksa menjual hasil gabah kepada toke atau tengkulak dengan harga rendah pula.
“Meski kondisi tersebut mulai berkurang secara bertahap tapi ke depan hal ini tetap menjadi prioritas penanganan pemerintah. Sebab, akan berpengaruh kepada kestabilan harga di wilayah itu dan berdampak pula kepada laju inflasi", kata Gubernur Irwan Prayitno belum lama ini di Padang.
Irwan menjelaskan apa yang dialami petani itu mulai berkurang lantaran pemerintah memfasilitasi dan mendorong petani untuk tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi membangun kebersamaan melalui pembentukan kelompok tani (keltan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan)
Dengan adanya kesamaan kepentingan dan kesamaan masalah yang dihadapi, petani akan mempunyai kekuatan sama untuk meningkatkan posisi tawar khususnya dalam mendistribusikan hasil panennya sehingga memberikan keuntungan bagi Gapoktan dan anggotanya.
Untuk memperkuat kelembagaan petani tersebut, pemerintah memberikan bantuan stimulan yang digunakan sebagai modal kegiatan pembelian dan penjualan gabah/beras serta rnembangun sarana penyimpanan. Dengan demikan petani dapat terpenuhi kebutuhannya jika mereka memerlukan pangan.
Saat melaunching LDPM tingkat Sumbar di lokasi Gapoktan Perpapil, Nagari Koto Tangah, Agam, 6 Mei 2015, gubernur menegaskan kehadiran gudang cadangan pangan sekaligus menjadi solusi terhadap hal-hal yang merugikan petani selama ini.
“Jika setiap basis penghasil cadangan pangan ada gudang penyimpanan, kita optimis petani makin semangat bercocok tanam karena harga menguntungkan mereka. Dampak Iuasnya, gejolak harga tidak akan terjadi.” sebut Irwan yang pada kesempatan itu juga meletakkan batu pertama pembangunan gudang penyimpanan cadangan pangan Gapoktan tersebut.
Ditambahkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar, Ir. H. Efendi, MP, kehadiran Gapoktan itu juga diharapkan agar mampu membeli beras terutama dari hasil produksi petani anggotanya dengan harga serendah-rendahnya sesuai HPP.
Untuk memperkuat Gapoktan itulah pemerintah melalui program Penguatan Lembaga Distribusi pangan Masyarakat (P-LDPM) agar Gapoktan tersebut tidak saja sekadar membantu petani, tetapi sesunguhnya juga menjaga kestabilan harga pangan.
Stimulan yang diberikan digunakan untuk membangun gudang sebagai tempat penyimpanan cadangan pangan, membeli gabah petani yang tergabunng dalam Gapoktan sekaligus memberikan pinjaman kepada petani.
“Bila panen raya yang selama ini dihargai tengkulak dengan harga rendah. Gapoktan membelinya dengan harga sesuai HPP. Lalu disimpan di gudang penyimpanan. Saat harga naik, barulah dijual. Jadi selain sosial membantu anggotanya, juga dididik untuk berbisnis agar Gapoktan itu berkembang” terangnya.
Tahun ini bantuan stimulan penguatan kelembagaan petani diberikan untuk delapan Gapoktan antara lain selain Gapoktan Perpapil, Agam lainnya, Sarumpun Boneh, nagari Duo Koto (Agam), Batu Taba Sepakat, Nagari Batu Taba (Agam). Jamin Saiyo, Nagari Sungai Langkok (Dharmasraya), TDU Sungai Kalang, Nagari Sungai Kalang (Dharmasraya), Albasiko II, Padang Canduh (Pasaman Barat), Saiyo SKM (Pasaman Barat) dan Tigo sapilin, Kelurahan Padang AIai (Payakumbuh).
Bentuan stimulan tersebut sudah digencarkan sejak 2009. Berdasarkan evaluasi, perkembangannya memuaskan. Petani tidak ada merasakan masa paceklik maupun harga jual gabah rendah.