Pessel Menuju Sentra Bawang Merah
Posted on 04 00:00:00 Oktober 2016 | by : Administrator | 2440 kali dibaca | Category: Artikel
2.500 Ha Potensi Pengembangan
Kabupaten Pesisir Selatan menjadikan sektor pertanian sebagai program unggulan dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Produk unggulan sektor pertanian terus ditingkatkan.
Salah satunya meningkatkan komoditi bawang merah. Upaya itu dilakukan agar ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani semakin meningkat. Tercatat masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai petani masih berada di atas angka 65 persen dari 564 ribu jiwa total penduduk Pessel.
Agar tercapai maksimal, sehingga pemerintah juga menyalurkan berbagai bantuan baik berupa bibit, pupuk dan alat pertanian agar petani bisa menggarap lahan secara maksimal. Ada empat produk unggulan yang menjadi prioritas dalam melakukan percepatan ekonomi petani itu di antaranya,padi, jagung, cabai dan bawang merah.
Khusus untuk komoditi bawang merah telah dikembangkan pada lahan seluas 75 hektare. Pengembanganya dilakukan oleh 38 kelompok tani yang tersebar di sebelas kecamatan. Dan untuk menunjang program peningkatan produktivitas komoditinya, pemerintah pusat menyalurkan bantuan sebasar Rp 2,6 miliar.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Pessel, Afrizon Nazar sektor pertanian di daerah itu masih dijadikan sebagai unggulan dalam memenuhi berbagai kebutuhan oleh masyarakat.
Hal itu dapat dilihat dari potensi yang dimiliki. Dan dalam pengembangannya disediakan anggaran pada masing-masing komoditi itu yang digunakan untuk membeli bibit, pupuk dan kebutuhan lainya oleh petani.
Agar berbagai kegiatan yang dilakukan itu benar-benar tepat sasaran, sehingga petani dalam melaksanakan kegiatan dilapangan, selalu diawasi oleh petugas. Menurut Aprizon, Pesisir Selatan membudidayakan bawang merah dataran rendah.
Kawasan yang dijadikan pembudidayaan bawang merah tersebut adalah Bayang Utara, Bayang, Batang Kapas, Sutera dan Lengayang dan kecamatan lainnya.
Jenis bawang didataran rendah telah mulai dikembangkan semenjak beberapa tahun terakhir dan dari beberapa kali penanaman hasil yang dicapai cukup memuaskan.
Selain melakukan pengadaan fasilitasi bantuan kepada petani untuk pengembangan bawang merah dataran rendah, Pemkab Pessel Pessel, juga terus melakukan dorongan kepada petani agar terus melakukan budidaya.
Langkah itu dilakukan, karena Pessel memiliki potensi pengembangan bawang merah dataran rendah yang cukup luas, yakni mencapai 2.500 hektare. Kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap bawang merah di daerah itu mencapai 18.750 ton dalam satu tahun.
Kebutuhan ini akan bisa terpenuhi maka pengembanganya mencapai 2.500 hektare. Dijelaskanya pada tahun 2015 lalu telah melakukan budidaya bawang merah dataran rendah seluas 64 hektare.
Program budidaya itu, seluas 34 hektare bersumber dari APBN dan dikelolah oleh 6 kelompok tani (Keltan), dan seluas 30 hektare bersumber dari APBN-P yang pengelolaanya dilakukan pula oleh 23 keltan.
“Karena pada tahun 2015 kegiatan budidaya itu dinilai sangat baik dan diyakini bisa terus dikembangkan, sehingga di tahun 2016 ini, Pessel kembali dijadikan sebagai daerah sasaran program oleh pusat. Luas lahan yang dikembangkan pun meningkat menjadi 75 hektare. Kelompok tani penerima bantuanpun juga meningkat menjadi 38 keltan dan tersebar di 11 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada. Di anataranya, Kecamatan Koto XI Tarusan seluas 6 hektare, Bayang Utara 2 hektare, Bayang 4 hektare, IV Jurai 5 hektare, Batangkapas 11 hektare, Sutera 14 hektareLengayang 11 hektare, Ranahpesisir 4 hektare, Linggo Sari baganti 9 hektare, Airpura 4 hektare, dan di Kecamatan Pancungsoal seluas 5 hektare,” ungkapnya.
Diungkapkanya bahwa pada daerah tertentu yang kondisi kesuburan lahanya sangat bagus. Hasil produksi satu hektare lahan untuk jenis bawang merah dataran rendah bisa mencapai 14 ton. Namun bila dirata-ratakan, jumlah produksinya baru mencapai angka 8 ton per hektare.
“Dengan luas lahan budidaya yang dikelolah kelompok mencapai 75 hektare ini, maka melalui program yang dilakukan, Pessel baru mampu memproduksi bawang merah sebesar 600 ton,” katanya.
Karena capaian produksi yang cukup besar itu, sehingga tidaklah berlebihan jika kedepanya Pessel akan mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Sebab potensi pengembanganya mencapai 2.500 hektare.
“Bahkan pada beberapa tempat misalnya di Sutera produksi bawang merah tidak kalah dengan daerah lain. Hanya saja memang petani memerlukan peningkatan kapasitasnya agar produksi tetap bisa bertahan, misalnya penyiapan lahan, perawatan hingga penanganan pada masa pascapanen,” katanya.
Disebutkan prospek bawang merah di Pessel sangat menjanjikan. Kebutuhan setiap pasar di daerah itu sekitar empat ton setiap pekan, sementara Pessel memiliki pasar hampir 50 lokasi.
Seperti yang dilakukan oleh kelompok tani Padang Dama II Kotobaru Kotomerapak,mereka mengolah lahan tidur yang ada dinagari mereka untuk ditanami bawang merah.
Sekitar 1 hektare lahan warga mereka gunakan untuk bercocok tanam bawang merah.Dan mendapatkan hasil yang cukup besar 10 ton untuk 1 hektare tersebut.
Ketua kelompok Padang Dama II Hosen Hasan didampingi Sekretaris Gapoktan Dodi Erwanto kepada Padang Ekspres mengungkapkan penanaman tanaman bawang prospeknya di Pessel sangat menjanjikan.
Bibit bawang yang ditanam dilahan 1 hektare tersebut hasil yang didapatkan kelompok 10 ton.Dengan modal dari awal penanaman sampai panen sekitar Rp 18 juta - Rp 20 juta hasil yang didapatkan jika harga bawang dipasaran sekitar Rp 10 ribu,maka petani akan mendapatkan penghasilan Rp 100 juta lebih.
Menurutnya,untuk penanaman kembali komoditi bawang merah kelompok ini telah menyediakan bibit sekitar 100 kilogram. Namun karena ketidaktahuan petani untuk mengolah bibit yang ada itu sehingga bibit yang tersedia itu menjadi busuk sebelum penanaman bibitdan hanya bersisa 5 kilogram saja.
Dijelaskannya,karena besarnya biaya pembelian bibit dan biaya lainnya maka lahan yang dimiliki oleh kelompok diganti dengan tanaman lain yaitu tanaman semangka.
”Kendati begitu kelompok memiliki keinginan untuk kembali untuk menanami lahan tersebut dengan tanaman bawang karena prospek tanaman ini sangat tinggi,” ujarnya.
Dikatakan tanaman bawang merah tumbuh di dataran rendah. Kenagarian Koto Baru Koto Merapak sangat potensial untuk ditanami jenis komoniti ini.
Keberhasilan tanaman bawang merah bisa tumbuh subur di Pessel juga telah dialami oleh Ujang, 45, petani bawang merah di Kampung Sungai Sirah, Kecamatan Sutera yang telah mengenyam manisnya membudidayakan bawang menyebutkan, ia dan kawan kawannya mengambil langkah berani untuk membudidayakan bawang merah didataran rendah.
Ujang yang tergabung di Kelompok Murni Sungai Sirah melalui pendampingan penyuluh mulai mengolah lahan. Sebulan sesudah itu, dilakukan penanaman bibit bawang merah. Tidak tanggung tanggung, luas lahan yang ditanam hampir mencapai empat hektare.
Keberhasilan membudidayakan bawang merah oleh Kelompok Murni itu telah membalikkan anggapan masyarakat kawasan pinggir pantai selama ini. Bahkan Kelompok Murni berhasil memproduksi 8 ton bawang merah setiap hektare. (*)
sumber: padang ekspres