Joni Saputra, Pelopor Ketahanan Pangan Nasional 2016
Posted on 05 00:00:00 Desember 2016 | by : Administrator | 1859 kali dibaca | Category: Artikel
Jago Mengolah Kakao, Piawai Bertanam Jagung
Masih ingat dengan Joni Saputra? Petani yang mengelola pabrik mini cokelat di Payakumbuh Selatan ini dinobatkan Presiden Joko Widodo sebagai pelopor Ketahanan Pangan Nasional 2016.
Menariknya, Joni menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara bukan karena kepeloporannya dalam budidaya kakao dan pengolahan kakao fermentasi, melainkan karena memproduksi jagung di atas rata-rata nasional. Seperti apa?
Joni Saputra tidak henti-henti mengucapkan syukur, ketika dihubungi wartawan, Kamis siang (1/12). “Alhamdulilah. Terima kasih atas atensi kawan-kawan media,” ujar pria 48 tahun asal Kelurahan Kapalo Koto Ampangan, Nagari Auakuniang, Kecamatan Payakumbuh Selatan ini dengan ramah.
Wajar saja Joni bersyukur. Karena sehari sebelumnya atau Rabu (30/11), pria bertubuh tambun ini menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2016 dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Joni yang juga ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Payakumbuh menerima APN 2016 untuk kategori Pelopor Ketahanan Pangan 2016.
Secara keseluruhan, terdapat 73 orang, baik kelompok maupun individu yang menerima penghargaan APN 2016. Saat menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, Joni ditemani Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Payakumbuh, Priadi Syukur.
Selain Priadi, Sekretaris Kota (Sekko) Payakumbuh Benni Warlis, bersama Kepala Kantor Ketahanan Pangan setempat Antoni Jaya, juga ikut mengantar Joni ke Istana Negara.
“Memang rancak Istana Negara itu. Pak Jokowi juga Presiden yang rendah hati. Tak sungkan-sungkan beliau menyapa petani,” kata Joni Saputra yang merupakan kakak kandung Yendri Bodra Datuak Parmato Alam, ketua DPRD Payakumbuh dari Partai Golkar.
Sebelum menerima APN 2016 kategori Pelopor Ketahanan Pangan, Joni bersama Kelompok Tani Tanjuang Subur di Kapalo Koto Ampangan, gencar membudidayakan tanaman kakao.
Selain, membudidayakan kakao, Joni juga piawai mengolah biji kakao. Di tangan Joni, kakao yang sudah difermentasi, berhasil dijadikan cokelat berkualitas super dengan aneka rasa dan bentuk.
Walau dikenal piawai membudidayakan kakao dan mengelola kakao fermentasi menjadi cokelat, tapi Joni menerima penghargaan Pelopor Ketahanan Pangan 2016, bukan karena kakao, tapi karena jagung. Dia dinilai mampu, menghasilkan produksi jagung jauh di atas rata-rata nasional.
“Pak Joni Saputra memperoleh APN kategori Pelopor Ketahanan Pangan, karena sukses merintis sebuah inovasi dalam pemanfaatan sumber daya untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian, dan ketahanan pangan. Beliau mampu menghasilkan produksi jagung jauh di atas rata-rata nasional,” kata Benni Warlis yang alumni Fakultas Pertanian Unand.
Benni menyebut, hasil produksi jagung Joni Saputra, 7 sampai 8 ton per hektare setiap tahun. Sementara petani kebanyakan, baru mampu memproduksi jagung 5 sampai 6 ton per hektare setiap tahun. Padahal, bibit jagung yang digunakan dan sistem bercocok tanam yang dilakukan, sama dengan petani lainnya.
Joni Saputra juga berhasil melakukan terobosan panen jagung hingga 4 kali dalam setahun. Berbeda dengan petani lainnya di seluruh Indonesia yang hanya mampu melakukan panen 2,5 kali setiap tahun.
Karena itu pula, usai menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, Joni langsung didatangi dan ditawari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk berbagi inovasi.
Bukannya enggan berbagi, Joni Saputra tidak mau hanya sekadar menjadi pembicara. Baginya penjelasan secara lisan, dengan makalah dan presentasi yang dirancang sedemikian rupa, tidak akan lebih baik daripada datang langsung dan melihat cara kerjanya secara nyata.
“Lebih baik bapak datang ke daerah saya melihat langsung secara nyata. Saya tunggu,” ujar Joni. (*)
Sumber: Padang Ekspres