Ketahanan Pangan Suatu Keniscayaan
Posted on 13 10:29:57 Desember 2016 | by : Administrator | 1480 kali dibaca | Category: Artikel
Oleh: Irwan Prayitno
Pada tanggal 30 November 2016 siang bertempat di Istana Negara, saya selaku Gubernur Sumbar beserta Gubernur Aceh dan Jawa Tengah menerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara, kategori Pembina Ketahanan Pangan dari Presiden RI Bpk. Joko Widodo. Pemberian penghargaan ini disampaikan oleh Bpk Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) telah melewati proses pengusulan dan penilaian secara berjenjang dengan memperhatikan keunggulan dan dampak dari kegiatan yang dilakukan terhadap peningkatan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Selain itu disampaikan oleh Menteri Pertanian bahwa penghargaan untuk kategori Pembina Ketahanan Pangan diberikan kepada Gubernur, Bupati/Wali Kota, Kepala Desa/Lurah yang berhasil menggerakkan perangkat daerah dan masyarakat dalam mengurangi kemiskinan, kerawanan pangan, gizi buruk, dan meningkatkan produksi pangan serta mempercepat diversifikasi pangan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan.
Indikator lainnya adalah kemampuan mengelola ketersediaan pangan, distribusi pangan, keamanan pangan. Selain itu, mengendalikan inflasi, memperkuat kelompok ekonomi kecil dan menengah, dan menarik investor berinvestasi. Alhamdulillah penghargaan ini adalah yang ketiga kalinya bagi Sumbar. Tahun 2013 dan 2014 adalah yang pertama dan kedua kali.
Tentunya penghargaan ini dengan berbagai indikator tersebut adalah hasil kerja keras seluruh komponen yang ada di Sumbar. Yaitu jajaran SKPD terkait, pemkab/kota, masyarakat, serta para pemangku kepentingan lainnya. Dan juga tidak lupa saya menyampaikan apresiasi kepada DPRD Sumbar yang juga telah mendukung anggaran bidang pertanian ini sehingga kita di Sumbar mampu mewujudkan ketahanan pangan dan juga menjaga kedaulatan pangan.
Alhamdulillah, program-program yang sudah ditelurkan dalam APBD untuk sektor pertanian, setiap tahunnya berdasarkan data statistik memperlihatkan kenaikan rata-rata 5 persen, terutama produksi padi. Sehingga dengan kenaikan produksi tersebut Sumbar telah menjadi salah satu lumbung padi nasional yang berhasil melakukan swasembada.
Berbagai program yang telah dilakukan di bidang pertanian tersebut terdiri dari intensifikasi dan ekstensifikasi. Untuk program intensifikasi yang sudah dilakukan di antaranya adalah meningkatkan kualitas produksi beras. Sebagai contoh, padi non organik diubah menjadi padi organik. Harganya pun lebih mahal padi organik. Selain itu, kuantitas panen juga ditingkatkan. Jika 1 hektar sawah menghasilkan 5 ton maka bisa ditingkatkan menjadi 7 hingga bahkan 10 ton. Di samping itu juga dilakukan peningkatan kualitas padi dengan menghindari pestisida berbahan kimia, pupuk kimia, diganti menggunakan yang organik.
Sedangkan untuk program ekstensifikasi dilakukan dengan mencetak sawah baru, dan menambah irigasi sehingga indeks penanamannya bisa lebih dua kali dalam setahun karena tidak lagi mengandalkan hujan (tadah hujan). Kemudian juga menambah sawah baru dari rawa-rawa, ladang-ladang semak belukar. Dan juga menerapkan teknik-teknik menanam seperti pola jajar legowo. Dan di luar itu masih ada lagi program-program lainnya.
Di samping itu, mewujudkan ketahanan pangan juga dilakukan dengan diversifikasi pangan. Di antaranya menciptakan variasi makanan agar tidak terlalu bergantung kepada nasi (beras). Makanan selain nasi yang dimaksud adalah jagung, ubi, ketela, dan lainnya.
Kedaulatan dan ketahanan pangan adalah mutlak kita lakukan. Karena merupakan hajat hidup utama masyarakat. Kita pernah mengalami masa kekurangan pangan di awal negara ini baru merdeka sehingga terjadi penjarahan oleh masyarakat dan stabilitas terganggu. Peristiwa Arab Spring pun yang terjadi beberapa tahun lalu juga tak lepas dari masalah kekurangan pangan. Belajar dari sejarah demikian, maka kita harus bekerjasama bahu-membahu mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan.
Alhamdulillah, dengan ketersediaan pangan yang mencukupi bagi masyarakat, banyak hal lain yang bisa kita lakukan dengan tenang sehingga bisa meningkatkan produktivitas seluas-luasnya. Karena bisa dibayangkan jika urusan pangan kita sudah terganggu, akan menyebabkan urusan kita yang lain juga ikut terganggu. Untuk itu, saya mengajak seluruh komponen yang ada di Sumbar untuk tetap terus menjaga kebersamaan ini sehingga wilayah kita bisa terpenuhi kebutuhan pangannya. Dan juga, semoga kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas karunia ini. ***
Sumber: Singgalang