Pasokan Pangan Melimpah, Sumbar Deflasi di Pebruari 2017
Posted on 03 11:50:13 Maret 2017 | by : Administrator | 1295 kali dibaca | Category: Artikel
PADANG --- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) Puji Atmoko menyebutkan, deflasi bulanan Sumbar merupakan yang terdalam ke-7 secara nasional. Hal ini disebabkan, pergerakan harga bulanan Sumbar pada Februari 2017 mengalami deflasi 0,17% dari bulan ke bulan (mtm), dan menurun dari sebelumnya inflasi sebesar 0,53% (mtm) di Januari 2017."Pergerakan harga bulanan Sumbar berlawanan arah dengan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm). Dari Januari ke Februari 2017, laju inflasi Sumbar 0,36% (ytd) masih berada di bawah laju inflasi nasional sebesar 1,21% (ytd)," ujarnya, Kamis (2/3/2017).
Ia menjelaskan, deflasi mendalam pada kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) menjadi sumber utama deflasi Sumbar. Pergerakan harga bulanan volatile food pada Februari 2017 tercatat deflasi sebesar 2,05% (mtm) lebih dalam dibandingkan Januari 2017 yang hanya deflasi 1,38% (mtm).
Dikatakannya, deflasi kelompok pangan bergejolak disumbang oleh turunnya harga cabai merah, daging ayam ras dan beras. Penurunan harga komoditas tersebut akibat melimpahnya pasokan di pasar seiring dengan masih berlanjutnya panen cabai merah hingga Maret 2017.
Sementara itu, operasi pasar beras yang dilakukan oleh Bulog selama Februari 2017 sebanyak 235 ton tersebar di Pasar Raya, Siteba, Bandar Buat, Alai dan Lubuk Buaya berdampak pada turunnya harga beras. Penurunan harga kelompok pangan bergejolak sedikit tertahan dengan kenaikan harga jengkol dan minyak goreng yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03% (mtm).
"Peningkatan harga kelompok ini disumbang oleh kenaikan tarif pulsa ponsel, harga mobil dan emas perhiasan yang memberi andil inflasi masing-masing sebesar 0,05% (mtm)," paparannya.
Puji Atmoko juga mengatakan, kenaikan tarif pulsa ponsel disebabkan oleh kenaikan tarif panggilan per menit yang dilakukan oleh salah satu provider. Kenaikan harga mobil merupakan dampak dari penyesuaian harga mobil dengan tahun produksi 2017 yang dilakukan oleh sejumlah ATPM. Sementara kenaikan harga emas perhiasan merupakan dampak dari tren kenaikan harga emas global yang memengaruhi harga emas domestik.
Menurutnya, tekanan inflasi ke depan diprakirakan cukup moderat. Hal ini disebabkan sumber tekanan inflasi utama berasal dari kelompok barang yang diatur pemerintah yaitu Tarif Tenaga Listrik, seiring dengan pencabutan subsidi bertahap pada golongan rumah tangga mampu berdaya 900 VA, yang dilakukan pada bulan Januari, Maret dan Mei.
"Sebagai upaya penguatan pengendalian inflasi tahun 2017, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Sumbar (TPID Prov. Sumbar) telah melaksanakan High Level Meeting (HLM) TPID se-Provinsi Sumbar. Hasilnya, setiap kepala daerah diminta agar menganggarkan dana untuk mengelola gapoktan mulai dari produksi hingga penanganan pasca panen termasuk pemasarannya dan pemasangan papan harga pangan di setiap pasar," tutupnya.
sumber: cendananews